Menanggapi fenomena ini, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, mengatakan kejadian tersebut harus dijadikan momentum bagi warganya untuk bertasyakur. Makna tasyakur menurut dia, adalah sikap mental yang menunjukan rasa terima kasih baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama makhluk.
“Semoga ini tanda-tanda kemuliaan. Makanya harus dijadikan momentum oleh kita untuk senantiasa bersyukur, membangun hubungan timbal balik dengan Alam yang menjadi anugerah Allah kepada kita,” jelas Dedi saat dikonfirmasi, Minggu 8 Oktober 2017 di Rumah Dinasnya, Jalan Gandanegara No 25.
Berbagai bentuk rasa syukur ungkap dia, dapat dilakukan dalam sikap-sikap penjagaan terhadap alam. Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PCNU Purwakarta tersebut menekankan merawat bumi dan pohon di sekitar lingkungan merupakan tanda syukur yang sesungguhnya.
“Saat bumi diinjak oleh kaki kita, maka sepantasnya kita merawat bumi dengan baik. Saat pohon memberikan manfaat kepada kita, maka kita harus merawat pohon. Itu terminologi tasyakur yang saya fahami,” katanya menambahkan.
Selain itu, Dedi menegaskan pentingnya tafakur dan tadabbur dalam menyikapi fenomena alam. Karena baginya, seluruh fenomena tersebut memiliki makna yang harus difahami sebagai pertanda yang disampaikan oleh Tuhan kepada umat manusia. “Gejala dan fenomena yang terjadi itu pertanda yang harus difahami. Disinilah pentingnya kita bertafakur dan bertadabbur. Makna apakah yang hendak disampaikan oleh Allah SWT kepada umat manusia,” tandasnya.
Foto yang diunggah oleh Wulan Ameliawati tersebut ditanggapi beragam oleh warganet. Kebanyakan dari mereka berucap Subhanallah karena menilai fenomena tersebut sebagai bentuk peringatan dari Tuhan untuk selalu mengingat-Nya.
Oktober 09, 2017
Tags :
Peristiwa
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments